Saturday, April 2, 2016

Dugaan Pencemaran Nama Baik, Google Dituntut

Dugaan Pencemaran Nama Baik, Google Dituntut - Kali ini Majalah Seluler akan mengulas artikel Seluler terbaru berjudul Dugaan Pencemaran Nama Baik, Google Dituntut yang dikutip dari Tabloid Pulsa. Jika anda ingin mengetahui lebih detail mengenai artikel Dugaan Pencemaran Nama Baik, Google Dituntut, anda bisa menyimak artikel kami tentang Dugaan Pencemaran Nama Baik, Google Dituntut dibawah ini.
Dugaan Pencemaran Nama Baik, Google Dituntut


Kabar kurang sedap datang dari Google yang dituntut oleh Pengadilan Hong Kong karena diduga bertanggung jawab atas pencemaran nama baik melalui saran auto-complete di Google Search.

Dilansir dari 9to5google, Pengadilan Hong Kong telah memutuskan bahwa Google bertanggung jawab untuk saran auto-complete yang dapat mencemarkan nama baik.

Awalnya, kasus ini bermula dari pelaporan dari seorang taipan lokal yang melaporkan Google Inc untuk pencemaran nama baik karena pencarian namanya di Google menyarankan untuk menambahkan kata 'triad'. Seperti diketahui, triad memiliki konotasi negative sebagai kelompok kejahatan terorganisir terkenal Hong Kong.

Pencarian dalam bahasa Inggris dan Tiongkok (Mandarin) untuk nama "Albert Yeung Sau-shing", akan langsung memunculkan saran-saran pencarian dari Google, salah satunya adalah "triad" tersebut.

Albert Yeung Sau-shing adalah salah seorang pengusaha sukses di Hong Kong, dan pendiri Hong Kong Emperor Group yang merupakan organisasi taipan dan pengusaha konglomerat berbasis di Hong Kong. Albert yang merasa "dilecehkan" dengan saran pencarian Google Search, kemudian melaporkan Google ke Pengadilan Tinggi Hong Kong atas kasus pencemaran nama baik.

Pengadilan Tinggi Hong Kong menolak argumen Google terkait saran pencarian itu. Pihak Google mengatakan bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas saran autocomplete yang muncul di Google Search. Dan Google mengatakan bahwa terkait dengan Yeung, pihak Pengadilan Tinggi Hong Kong tidak memiliki yurisdiksi pribadi atas Google.

Kasus serupa pernah terjadi di Italia, Jepang, Jerman dan Perancis - termasuk menyangkut nama salah satu mantan ibu negara Jerman.

Google menjelaskan pada halaman Google Supprot-nya, bahwa saran auto-complete dihasilkan secara otomatis oleh aktivitas pengguna di seluruh dunia, dan aktivitas pencarian pengguna. Prediksi autocomplete secara otomatis dihasilkan oleh sebuah algoritma tanpa keterlibatan manusia berdasarkan sejumlah faktor obyektif, termasuk seberapa sering pengguna terakhir telah mencari informasi di Google Search dengan menggunakan kata kunci tertentu.

Juru bicara Google mengatakan bahwa Algoritma mereka dirancang untuk mencerminkan keragaman pencarian pengguna Google dan konten di web. Sama seperti web, istilah pencarian yang ditampilkan mungkin tampak konyol, aneh, atau sangat mengejutkan. Algoritma secara otomatis mendeteksi saran-saran pencarian namun tidak termasuk di dalamnya adalah kata-kata saran pencarian dengan kategori pornografi, kekerasan, kebencian, hal-hal ilegal dan istilah yang sering digunakan untuk mencari konten yang melanggar hak cipta.

Jelas, dari pernyataan Google tersebut telah dianggap cukup bagi Google untuk menjelaskan kemampuan teknis auto-complete suggestion di Google Search, sehingga dengan sendirinya mengecualikan istilah menghina seseorang atau kelompok.

Fitur auto-complete memainkan peran besar dalam pencarian di Google, dan meminta Google memblokir fitur ini tentunya akan mendapat reaksi cukup keras dari sebagian besar pengguna Google.

Sejauh ini, pihak Google masih enggan untuk menanggapi komentar terkait tuntutan di Pengadilan Hong Kong tersebut

Sekian Berita Seluler terbaru dari kami mengenai Dugaan Pencemaran Nama Baik, Google Dituntut. Harapan kami Semoga artikel Majalah Seluler yang berjudul Dugaan Pencemaran Nama Baik, Google Dituntut ini bisa bermanfaat untuk anda. Jangan lupa terus kunjungi Majalah Seluler untuk mendapatkan Berita Seluler setiap harinya.